Tak sedikit orangtua yang
memanfaatkan smartphone untuk menenangkan anaknya. Apa kamu juga sering
melakukan tindakan ini? Ajaib memang, gadget yang satu ini memang terbilang
ampuh untuk membuat anak anteng. Masalahnya, penggunaan smartphone yang berlebihan
bisa memicu berbagai masalah pada bayi atau anak.
Lalu, apa sih bahaya smartphone untuk anak atau bayi? Benarkah sinar biru yang dipancarkan dari smartphone diduga bisa memicu gangguan mata pada bayi?
Digital
Eye Strain Picu Masalah Mata
Menyoal mata, sinar biru sering
kali dituding sebagai penyebab gangguan mata pada anak. Lantas, apa sih
sebenarnya sinar biru itu? Pertama-tama kita harus memahami sinar matahari
terlebih dahulu. Sinar matahari mengandung cahaya merah, oranye, kuning,
hijau, dan biru. Gabungan spektrum sinar cahaya berwarna ini menciptakan apa
yang kita sebut “cahaya putih” atau sinar matahari.
Nah, cahaya atau sinar biru
adalah cahaya tampak berenergi tinggi dan memiliki panjang gelombang lebih
pendek. Disebut cahaya atau sinar biru karena berada pada pita ungu-biru
spektrum. Sinar biru memang secara alami terdapat di sinar matahari, tetapi
sinar ini juga bisa ditemukan di berbagai perangkat elektronik. Sebut saja TV,
komputer, smartphone, dan tablet. Kembali ke pertanyaan di atas, apa sih bahaya
smartphone untuk anak, khususnya sinar biru tersebut?
Sinar biru bisa menimbulkan
masalah yang disebut dengan digital eye strain (DES). Efek yang ditimbulkan DES
bisa menyebabkan sederet gangguan pada mata. Misalnya, memicu mata kering,
iritasi, mata merah, pandangan kabur, kelelahan mata, hingga mata berair.
Tak cuma itu saja, bahaya sinar
biru yang berlebihan juga bisa menyebabkan terganggunya pola tidur anak atau
bayi. Menggunakan smartphone atau gadget dalam waktu yang lama dan jarak yang
dekat, bisa menurunkan kualitas atau durasi tidur anak. Inilah yang membuat
anak atau bayi jadi kurang aktif di siang hari.
Sinar biru juga dikaitkan dengan
penekanan hormon melatonin. Padahal, hormon inilah yang bisa membuat seseorang
merasa mengantuk. Meski begitu, ada sejumlah faktor lainnya yang bisa
menyebabkan menipisnya kualitas atau durasi tidur.
Nah, segeralah temui atau
tanyakan pada dokter bila Si Kecil mengalami gangguan mata atau tidur. Ibu bisa
kok bertanya langsung pada dokter melalui
aplikasi Halodoc.
Memicu
Masalah Retina
Meski ada beberapa studi yang
mendukung dan menolak, rasanya kita tak boleh mengabaikan bahaya smartphone
pada anak yang lebih serius dari masalah di atas. Sinar biru dari perangkat
elektronik seperti smartphone diduga bisa meningkatkan risiko miopi.
Miopi juga dikenal sebagai rabun
jauh. Kondisi ini terjadi karena mata tak bisa memfokuskan cahaya pada tempat
yang semestinya, yaitu retina. Seseorang yang mengidap kondisi ini akan sulit
melihat benda-benda jauh.
Menurut ahli The Eye Practice,
Sydney, cahaya biru dari gadget seperti smartphones bisa menyebabkan kerusakan
mata pada bagian belakang retina. Ia juga mengatakan, terlalu dekat dan menatap
layar smartphone atau gadget dalam waktu lama tanpa berkedip adalah biang
keladinya. Sebab, semakin dekat jarak mata terhadap layar, maka semakin kuat
paparan cahaya dari gadget tersebut. Nah, kondisi inilah yang semakin
meningkatkan risiko kemungkinan terjadinya kerusakan atau gangguan mata pada
anak.
Berdasarkan rekomendasi ahli di
American Academy of Pediatrics (AAP), semestinya bayi di bawah 18 bulan
dijatuhkan dari paparan sinar biru. Sedangkan bagi mereka yang sudah menginjak
usia dua tahun atau lebih, sebaiknya penggunaan smartphones atau gadget lainnya
tak boleh lebih dari satu jam.
sumber: https://www.halodoc.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar