Dalam ilmu kesehatan mata, blue light atau sinar biru digolongkan sebagai high-energy
visible light (HEV light),
yaitu sinar tampak dengan panjang gelombang pendek, sekitar 415 hingga 455 nm,
dan tingkat energi yang tinggi. Sumber alami terbesar dari sinar jenis ini
adalah matahari. Selain matahari, sinar biru juga berasal dari berbagai layar
digital, seperti layar komputer, televisi, maupun smartphone dan peralatan elektronik lainnya untuk
meningkatkan keterangan dan kejelasan layar. Beberapa jenis pencahayaan modern,
seperti lampu LED (light-emitting diode) dan CFL (compact fluorescent lamps), juga mengemisikan sinar biru dalam level yang
tinggi.
Karena terkandung pada sinar
matahari, maka manusia akan sering terpapar sinar biru pada saat beraktivitas
di luar ruangan pada siang hari. Pada siang hari, sinar biru merupakan sinar
yang bermanfaat dalam meningkatkan perhatian dan mood seseorang. Sinar biru dari matahari juga berperan
dalam pengaturan siklus tidur alami seseorang, dikenal sebagai circadian rhythm. Namun, sinar biru akan menjadi hal berbahaya bagi
kesehatan seseorang ketika seseorang terlalu sering terkena paparan sinar biru
yang berasal dari layar perangkat elektronik pada malam hari. Apa saja risiko
yang mungkin terjadi?
1. Mengganggu ritme sirkadian
Paparan sinar biru yang
berlebihan pada malam hari bisa menyebabkan penurunan dalam produksi hormon
melatonin, yaitu hormon yang mengatur siklus tidur seseorang. Secara normal, tubuh memproduksi hormon
melatonin dalam jumlah yang sedikit pada siang hari, kemudian akan bertambah
jumlahnya pada malam hari, beberapa jam sebelum tidur, dan mencapai puncaknya
pada tengah malam. Terlalu banyak terkena paparan sinar, terutama sinar biru,
pada malam hari mengakibatkan mundurnya jadwal tidur seseorang, bahkan bisa me-reset jam tidur orang tersebut pada jangka waktu yang
panjang.
Sejak tahun 1990-an, para ilmuwan melakukan ratusan percobaan mengenai hubungan
antara produksi melatonin dalam tubuh dan panjang gelombang sinar. Hasil dari
percobaan ini menunjukkan bahwa manusia menghasilkan puncak sensitivas pada
sinar yang berada dalam panjang gelombang spektrum sinar biru. Pada tahun 2014,
para ahli neurosains juga meneliti tentang perbedaan jam tidur orang yang
membaca buku menggunakan kertas dengan orang yang membaca buku menggunakan
perangkat digital, lebih dikenal sebagai e-book.
Ketika memasuki jam tidur yang telah ditentukan, para partisipan yang membaca
buku melalui perangkat digital masih terlihat segar dan membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk tertidur, serta mempunyai fase REM (Rapid Eye Movement) lebih sedikit dibanding mereka yang membaca buku
melalui media kertas. Setelah melewati delapan jam waktu tidur, mereka yang membaca
menggunakan perangkat digital menjadi lebih mengantuk dan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk bangun. Hal ini menunjukkan bahwa terkena paparan sinar
biru dari perangkat digital bisa mengubah circadian rhythm atau jadwal tidur seseorang.
2. Menyebabkan kerusakan retina
Seperti sinar tampak lainnya,
sinar biru bisa masuk ke dalam mata. Tapi, mata manusia tidak mempunyai
proteksi yang cukup dari paparan sinar biru, baik yang berasal dari sinar
matahari maupun peralatan elektronik. Sebuah studi dari Harvard menyatakan
bahwa sinar biru telah lama diidentifikasikan sebagai sinar yang paling
berbahaya bagi retina. Setelah menembus bagian luar mata, sinar biru akan
mencapai bagian terdalam mata, yaitu retina, dan bisa menimbulkan efek jangka
panjang berupa kerusakan pada retina. Pada paparan sinar biru yang berlebih,
risiko seseorang untuk terkena degenerasi makula, glaukoma, dan
penyakit retina degeneratif.
Lebih lanjut, dalam panjang
gelombang tertentu, sinar biru dihubungkan dengan age-related
macular degeneration (AMD)
atau degenerasi makula yang bisa berujung pada hilangnya kemampuan melihat. AMD
merupakan kemunduran dari makula, bagian retina yang berisi sel dan pigmen
makular, yang berperan dalam mengontrol ketajaman penglihatan (visual acuity). Kesehatan makula mempengaruhi kemampuan mata
untuk melihat sesuatu dalam detail yang jelas. Pada anak-anak di bawah sepuluh
tahun, hal ini akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi karena kondisi mata
yang belum sepenuhnya sempurna. Lensa dan kornea mata anak masih sangat
transparan dan rentan terekspos sinar, sehingga teralu banyak paparan sinar
biru merupakan hal yang harus dihindari demi menjaga mata anak.
3. Menyebabkan kelelahan pada mata
Seiring dengan perkembangan
jaman, kebanyakan orang menghabiskan waktu di depan layar digital, mulai dari
layar komputer di tempat kerja, telepon genggam pribadi, hingga layar televisi.
Kegiatan-kegiatan ini menyebabkan suatu kondisi kelelahan mata yang dikenal
sebagai digital
eyestrain, suatu kondisi medis
yang bisa mempengaruhi produktivitas seseorang. Gejala dari digital eyestrain antara lain pandangan yang kabur, susah fokus, mata
iritasi dan kering, sakit kepala, leher, hingga punggung. Selain jarak antara
mata dengan layar dan durasi penggunaan, sinar biru yang diemisikan oleh layar
juga berperan sebagai faktor kunci dari kelelahan mata ini.
Kebiasaan memainkan perangkat
elektronik pada malam hari memang sulit dihilangkan, tapi untuk mengurangi
risiko dari paparan sinar biru, kita bisa menurunkan tingkat pencahayaan yang
tersedia di perangkat elektronik atau menyalakan mode malam hari yang tersedia.
Namun, untuk memangkas habis risiko-risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh
paparan sinar biru pada malam hari, kita harus menjauhkan atau mematikan
perangkat elektronik pada malam hari beberapa jam sebelum tidur dan mematikan
lampu pada saat tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar